Komunitas Iman
Seperti
yang telah kita baca dalam bukunya Jack L. Seymour yang berjudul “Memetakan
Pendidikan Kristiani” menyatakan bahwa pendekatan komunitas iman merupakan
upaya untuk membantu pembentukan komunitas dimana orang-orang di dalamnya dapat
berkembang sesuai dengan kepribadian yang dimiliki oleh pribadi tersebut. Namun
keseluruhannya memiliki relasi yang baik, mereka saling mengenal, saling
memperhatikan, saling menegur, saling menguatkan dan saling mendukung satu sama
lain, supaya komunitas tersebut dapat terbangun dengan sangat baik. Komunitas
yang dibangun biasanya dibangun oleh orang-orang yang memiliki latar belakang
kebutuhan akan komunitas tersebut. Untuk itu di dalamnya anggota komunitas akan
menceritakan pengalaman hidupnya. Dalam proses belajar-mengajar, guru berperan
sebagai fasilitator yang sama-sama belajar sehingga guru dan peserta didik
berperan sebagai subjek. Komunitas yang dibentuk bukan hanya memberi keuntungan
atau perhatian untuk dirinya sendiri saja, namun mereka harus mampu memberikan
sumbangan terhadap komunitas yang lebih besar. Artinya komunitas yang dibangun
harus membawa perubahan terhadap komunitas itu sendiri dan di dalam komunitas yang
lebih besar. Isu-isu yang dibahas di dalam komunitas juga bukan hanya internal
saja, tetapi eksternal juga. Kemudian ada usaha untuk memberikan solusi atau bantuan
terhadap isu-isu tersebut. Dengan demikian komunitas akan mampu untuk
memberikan pelayanan ke dalam komunitas yang lebih besar. Selain hal itu Jack
L. Seymour juga mengangkat empat tema dalam merangkum kumpulan narasi
pergumulan para pendidik kristiani di berbagai tempat, yaitu misi gereja di
dunia, peran komunitas iman, pemahaman atas person, dan tempat pengajaran.
Keempat hal tersebut dikemas dengan bahasa yang cukup sederhana, menarik, dan
relevan dengan kebutuhan umat saat ini, bahwa konteks kehidupan peserta didik
adalah bagian penting dalam pendidikan. Bahkan dengan mendengar pergumulan
kehidupan peserta didik sangat membantu pengajar untuk menyampaikan materi
pembelajaran yang sesuai dengan konteks mereka.
Dalam
hai ini salah satu pendekatan yang ditulis oleh Robert T. O’Gorman berkaitan
dengan Pendidikan Kristiani adalah pendekatan komunitas iman. Pendekatan
komunitas iman adalah sebuah upaya untuk membangun komunitas dimana orang-orang
di dalamnya dapat berkembang, sekaligus dapat memberikan sumbangsih ke dalam
komunitas yang lebih besar. Dalam komunitas ini setiap peserta didik mendapatkan
kesempatan untuk menceritakan pengalamannya dan juga mengalami perkembangan
pribadi. Komunitas ini menjadi sarana untuk saling menghargai, mendukung,
menguatkan dan saling menegur satu sama lain. Dengan demikian setiap orang yang
terlibat di dalamnya berperan sebagai subjek dan menghargai pengalaman
perorangan. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi
mereka dalam kelompok kecil untuk kemudian memberikan sumbangsih dalam
komunitas yang lebih besar. Adapun metode pendidikan yang digunakan adalah
dengan menyatukan orang-orang dalam komunitas tersebut untuk terlibat dalam
komunitas yang lebih besar. Dengan kata lain orientasinya tidak hanya pada
komunitas yang sedang dibangun saja, melainkan ke dalam komunitas yang lebih besar.
Komunitas iman ini ikut berperan aktif dalam perubahan dalam komunitas yang
lebih besar karena komunitas ini ikut memberikan sumbangsih. Oleh karena
isu-isu yang dibahas juga berkaitan dengan isu di luar komunitas itu dan ikut
terlibat aktif dalam penyelesaiannya. Dalam proses pendidikannya dijaga
keseimbangan antara satu dengan yang lainnya, yaitu antara tangan, kaki,
kepala, dan hati. Di sini perlu adanya keseimbangan antara
pelayanan-refleksi-persekutuan. Melalui pelayanan, komunitas akan mempelajari
tugas panggilannya sebagai komunitas di muka bumi; melalui refleksi, komunitas
akan mengenali identitasnya sebagai sebuah komunitas; dan melalui persekutuan,
komunitas akan mempelajari relasinya dengan Tuhan, sesama, dan seluruh ciptaan
Tuhan.
No comments:
Post a Comment