LAPORAN HASIL
KUNJUNGAN
I.
Latar Belakang
Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang
telah memberikan kesempatan kepada kelompok, sehingga dapat melaksanakan
kunjungan ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta sebagai mana mestinya. Kegiatan
ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai Karakter
Islam Indonesia dan yang lebih terkhususnya mengenai salah satu organisasi
terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah. Dalam hal ini setelah melakukan koordinasi
dengan pihak Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta maka kelompok resmi melakukan
kunjungan bersama dengan dosen pembimbing yaitu Pdt. DR Wahyu Nugroho MA.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, maka kelompok berharap mendapatkan pemahaman
yang lebih lagi mengenai Muhammadiyah dengan segala konteks yang ada serta
semoga hasil kunjungan ini bermanfaat bagi pembaca.
II.
Maksud dan Tujuan
1. Memahami hal-hal yang berkaitan dengan Karakter Islam
Indonesia, khususnya Muhammadiyah yaitu tentang
pemahaman dan segala tantangan yang ada
dalam badan organisasi tersebut.
2.
Memenuhi tugas mata kuliah Karakteristik Islam Indonesia
3.
Meningkatkan solidaritas antara anggota kelompok
4.
Meningkatkan kedisiplinan serta rasa tanggung jawab
III. Topik Wawancara
Perspektif atau pandangan Muhammadiyah terhadap Karakter
Islam Indonesia dan beberapa hal penting lainnya.
IV. Waktu dan Tempat Kegiatan
Wawancara ini dilaksanakan pada
:
v Hari/Tanggal : Jumat, 6 Oktober 2017
v Pukul : 08:00 – 10:15 WIB
v Tempat : Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jl.
Cik Ditiro, No.23, Yogyakarta
V.
Laporan Hasil
Wawancara
v
Narasumber : Bachtiar
Dwi Kurniawan, S.Fil. MPA
v
Pewawancara :
Mardiana E.T.M
Alexandro Noresto Tambunan
Putra Sang Bayu
Ignatius Setya Pambudi
Teguh Lamentur Takalapeta
Hilamos Robi Boka
v
Notulen :
Cindy Glori Lasander
Kintan Marlin
Magang
v Hasil
Wawancara :
1.
SEJARAH
Di Indonesia, Sarikat Islam
berdiri pada tahun 1911, Muhammadiyah sendiri berdiri pada tahun 1912 dan
diikuti oleh Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tahun 1926. Keberadaan
Muhammadiyah di Indonesia ini, karena ada perjuangan konferensi dan lokalistik. Hal ini
berkaitan dengan Belanda yang mempunyai politik untuk menyekolahkan masyarakat
dan mengarah kepada diplomasi dengan cara-cara yang modern. Sehingga adanya
Muhammadiyah ini bertujuan untuk memberikan dampak terhadap masyarakat dalam
hal perkembangan diri. Jika dikaitkan dengan Kekristenan, Muhammadiyah seperti
Teologi Pembebasan dari ketertinggalan.
2.
PERSPEKTIF
KEISLAMAN INDONESIA DARI SUDUT PANDANG MUHAMMADIYAH
Gerakan Islam di Indonesia terbagi atas dua kategori besar yaitu Islam
Mainstream dan Islam Sempalan. Islam Mainstream memiliki dua ormas besar yaitu
Muhammadiyah dan Nadhlatul Ulama yang sama-sama merupakan wakil Islam moderat
yaitu mengarah kepada bagaimana mengedukasi umat (Culture Movement) dan tidak berwajah politik. Sedangkan
Islam Sempalan ialah yang cenderung ke Partai Politik namun juga fokusnya
kepada perjuangan agama terhadap politik. Terdapat juga anggota-anggota yang
tidak masuk dalam arus politik namun visi nya memilki daya politik. Namun
hal-hal ini bukan berarti fundamental. Biasanya pandangan-pandangan seperti ini
merupakan politik labeling karena tidak selamanya Islam menjadi fundamen, apalagi sampai kepada labeling bahwa Islam identik dengan teroris. Dalam hal ini
tindakan labeling adalah ketika mereka (masyarakat) melihat simbol (yang
mungkin dipakai oleh beberapa orang atau kelompok yang melakukan aksi kerusuhan
atau semacamnya) tertentu yang secara otomatis dalam otak mereka pasti sudah melabelkan
hal yang tidak baik juga terhadap kelompok tertentu, yang memakai simbol
tersebut atau ‘simbol’ yang mirip atau sama dan di cap atau dianggap sebagai pelaku
kriminal.
Islam yang modern mempunyai sebuah mimpi dimana Islam maupun Negara
Indonesia menjadi maju. Cita-cita Muhammadiyah berparalel dengan cita-cita
Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak mengenal sekat-sekat
tetapi justru ‘bergandengan tangan’ dalam satu tujuan bersama negara.
Muhammadiyah for all, karena percuma
mengakui Bhineka Tunggal Ika, jika pada kenyataannya kita tidak menghargai
perbedaan yang ada. Meskipun hal ini menjadi poin utamanya, namun bukan berarti
Muhammadiyah bebas dalam melaksanakan
tujuannya, namun tetap berlandaskan ajaran agama yaitu Al-Qur’an sambil
memegang keyakinan untuk dapat maju bersama. Muhammadiyah memiliki sebuah keinginan
dimana kelak masyarakat Indonesia memiliki daya saing, lepas dari
tindakan-tindakan yang merugikan kehidupan bersama, karena akan menjadi sia-sia
jika Indonesia yang memiliki beraneka ragam agama atau negara berTuhan, namun
melakukan tindakan korupsi atau hal-hal lainnya yang bertentangan dengan
khaidah baik yang semana mestinya telah ditetapkan bersama.
3.
MUHAMMADIYAH
Menurut masyarakat, peneliti
dan juga pemerhati, Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang moderat, kultural
dan pembaharu (modern), meskipun Muhammadiyah sendiri tidak menganggap dirinya seperti
itu. Karena, Muhammadiyah bisa saja lebih mengarah pada tradisional dan NU
lebih mengarah kepada yang modern dan hal ini berkaitan dengan konteksnya
masing-masing.
Sistem gerakan dari
Muhammadiyah adalah Salavi, namun bukan berarti gerakan yang hanya dimiliki sendiri.
Dalam hal ini, Salavi sebagai gerakan pembaharuan karena gerakan-gerakan Salavi
biasanya mempunyai pandangan untuk kembali ke yang asli. Disini yang asli
maksudnya kembali ke Al-Qur’an yang adalah Sunnah Nabi. Muhammadiyah memurnikan
ajaran Islam yaitu mengenai Tauhid (Teologi) dan Ritus (tuntunan yang tidak
tercampur dengan budaya murni).
Melalui ajaran-ajarannya, Islam
sendiri berharap dapat lebih kontekstual terhadap perkembangan zaman dan tidak
terikat pada masa tertentu. Sehingga Islam dapat di tempatkan di semua tempat,
ruang dan waktu.
Muhammadiyah berusaha membuka
pintu Istiah atau pola pikir sesuai perkembangan zaman dan dalam hal ini
Muhammadiyah tidak terikat dengan Mazhab tertentu (aliran-aliran terkait ajaran Islam) atau dapat dikatakan Muhammadiyah tidak bermazhab.
Namun Muhammadiyah memiliki Majelis
Tarjih yang memiliki tugas untuk mencari aturan yang paling benar atau
setidaknya mendekati. Majelis Tarjih melakukan kajian-kajian keagamaan seperti
menentukan kapan waktu untuk hari raya, gerhana bulan dan lain-lain dan dalam
melakukan kajian ini, mereka menggunakan ilmu astronomi. Muhammadiyah juga mengenal welas
asih (Bahasa
Jawa) yang memiliki makna berbelas kasih
terhadap semua orang. Ada juga pendapat bahwa organisasi ini memberikan manfaat pada semua orang karena tidak memandang latar
belakang orang.
4.
PANDANGAN-PANDANGAN
MUHAMMADIYAH
·
Terhadap Nadhlatul
Ulama
Nadhlatul Ulama dianggap sebagai partner atau mitra bagi Muhammadiyah
karena tujuannya yang utama yaitu kebaikan masyarakat. Muhammadiyah dengan NU
diandaikan seperti sayap yang mengepak bersama sehingga menggapai tujuan dan jika salah satu pincang maka tidak bisa terbang atau
menggapai tujuan dengan baik. Muhammadiyah juga memandang bahwa perbedaan-perbedaan yang dimiliki merupakan hal yang unik
karena hidup itu harus ada romantika, jika flat
maka tidaklah indah.
·
Terhadap Terorisme
Muhammadiyah memandang terorisme sebagai gerakan yang tidak berdiri
sendiri, tidak ada hubungannya dengan agama (kekerasan bisa ada pada semua
agama) namun berdasarkan konteks yang ada, seperti politik maupun ekonomi.
Terorisme bisa saja terjadi karena stres dengan kata lain tidak sabaran melihat
kenyataan yang ada dan bisa juga karena perbedaan pandangan.
·
Terhadap Budaya
Sebenarnya budaya hanya sekedar
bungkusan sehingga tidak perlu diubah atau diganti. Pranata-pranata sosial yang
ada juga adalah hal yang baik dalam membangun kehidupan bersama. Jadi
Muhammadiyah setuju dengan NU dalam hal mengganti doa pada saat kunjungan ke
makam yang tujuan kepada
penyembahan
arwah namun menjadi ucap syukur
kepada Tuhan. Muhammadiyah juga
menekankan bahwa mereka tidak anti budaya. Dan bukan hanya
itu saja, Muhammadiyah juga menilai bahwa budaya atau tradisi slametan itu juga
baik, karena dengan adanya slametan membuat orang meluangkan waktunya untuk
berkumpul dalam acara ini. Sehingga tradisi tersebut tidak perlu dihapus,
tetapi apabila ada dalam tradisi ini yang tidak sesuai dengan keyakinan bisa
dirubah atau diganti. Karena Muhammadiyah sendiri terbuka terhadap setiap
budaya (mereka tidak anti budaya), budaya juga merupakan sarana dakwah yang
sering di pakai oleh Muhammadiyah (dakwah kultural).
·
Terhadap Perempuan
Muhammadiyah sangat berpihak kepada perempuan, tidak ada dikotomi, tidak ada pembedaan yang begitu signifikan, karena
tanpa perbedaan itu sendiri merupakan wujud penghargaan terhadap kaum perempuan. Perempuan dalam hal tertentu justru diistimewakan.
Contohnya, pada saat melakukan rapat, ibu-ibu yang membawa
anak akan disediakan tempat bermain
anak, sehingga ibunya bisa rapat dan
anaknya juga terkontrol.
5.
TANTANGAN
YANG
DIHADAPI MUHAMMADIYAH
SEKARANG
Tantangan yang dihadapi oleh negara Indonesia dipandang oleh Muhammadiyah
sebagai tantangan bagi dirinya juga. Hal ini menciptakan keinginan untuk
meningkatkan daya saing masyarakat yang berorientasi pada kemajuan atas tujuan
yang telah ditetapkan bersama tersebut. Tantangan besar yang menjadi pergumulan
ialah mengenai tantangan di Media Sosial. Media Sosial memiliki fungsi yang
cukup banyak, namun secara bersamaan juga memiliki banyak tantangan. Fitnah
atau hoax sering terjadi di Media
Sosial, banyak berita-berita yang tidak benar dengan mudahya tersebar dalam
hitungan detik. Oleh karena itu, masyarakat dituntut untuk cerdas dalam
menggunakan Media Sosial, begitupun jika mendapat suatu berita, hendaknya dikunyah
dahulu sebelum ditelan, nanti kasihan faring dan lambungnya. Hal ini
perlu ditekankan bahwa masyarakat diharapkan lebih cerdas untuk bisa
mengkonfirmasi ataupun mengklarifikasi terlebih dahulu berita-berita yang ada,
agar informasi tersebut relevan, sesuai konteks dan bukan hanya isapan jempol
doang atau biasa kita sebut dengan Hoax.
6. BEBERAPA
USAHA YANG DILAKUKAN
Berkaitan dengan tujuan Muhammadiyah yang ingin mengembangkan pola pikir
masyarakat maka Muhammadiyah memiliki banyak gerakan sosial seperti Perguruan Tinggi,
Rumah Sakit, Panti Asuhan, Bale Miskin dan lain sebagainya. Contohnya adalah unit pendidikan yang dikelola Muhammadiyah yang berjumlah 176 Perguruan Tinggi di Indonesia (lebih banyak
dari Perguruan Tinggi yang dimiliki oleh negara). Daerah-daerah yang ada universitas Muhammadiyah
antara lain Kupang, Maumere, Sorong, Jayapura. Di Papua ada empat Perguruan
Tinggi yang mayoritas mahasiswanya Kristen dan yang mengajar juga orang
Kristen. Sejak awal
pergerakannya, Muhammadiyah dikenal sebagai “Penolong Kesengsaraan Umum",
karena dalam aksinya mereka tidak memandang siapapun dalam hal menolong, bahkan
golongan non muslim sekalipun, jika mereka membutuhkan pertolongan maka
Muhammadiyah akan segera menolongnya.
VI. Penutup
Demikianlah laporan kunjungan kelompok 2 yang telah disusun sedemikian rupa,
semoga
dapat bermanfaat bukan hanya kepada kelompok, tetapi juga kepada
setiap orang yang membacanya.
VII. Lampiran Berita Acara
BERITA ACARA
Kunjungan Kelompok 2 Ke PP Muhammadiyah Yogyakarta
Mata Kuliah Karakterisitk Islam
Indonesia
Fakultas Teologi Universitas
Kristen Duta Wacana
Pada
hari ini Jumat, 6 Oktober 2017 telah dilaksanakan Kunjungan Kelompok yang bertempat di Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jl
Cik Ditiro No 23, Yogyakarta untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan
Karakteristik Islam Indonesia khususnya Muhammadiyah, adapun yang hadir sebagai berikut :
NO
|
NAMA
|
NIM
|
TANDA TANGAN
|
1.
|
Ignatius Setya Pambudi
|
01120044
|
|
2.
|
Sifra
Reggyna Agita Sigarlaki
|
01130040
|
|
3.
|
Yehezkiel
Dwi Cahya Yoga Respati
|
01160001
|
|
4.
|
Teguh
Lamentur Takalapeta
|
01160003
|
|
5.
|
Cindy Glori
Lasander
|
01160008
|
|
6.
|
Ave Trecia
Kabasarang
|
01160018
|
|
7.
|
Mardiana Try
Elvany R. M
|
01160022
|
|
8.
|
Abimanyu
Puspito Wardoyo
|
01160024
|
|
9.
|
Hilamos Robi
Boka
|
01160028
|
|
10.
|
Yehezkiel
Marselino
Banjarnahor
|
01160042
|
|
11.
|
Galuh Candra
Dhewi Martoseno
|
01160047
|
|
12
|
Kintan
Marlin Magang
|
01160048
|
|
13.
|
Yoppie Azhi
Asmara
|
01160051
|
|
14.
|
Putra Sang
Bayu
|
01160053
|
|
15.
|
Alexandro
Noresto Tambunan
|
01160057
|
Berita acara
ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan dapat digunakan seperlunya.
Terima Kasih..
No comments:
Post a Comment