Monday, October 16, 2017

Kunjungan Kelompok ke PP Muhammadiyah Yogyakarta

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN

I.       Latar Belakang
Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada kelompok, sehingga dapat melaksanakan kunjungan ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta sebagai mana mestinya. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai Karakter Islam Indonesia dan yang lebih terkhususnya mengenai salah satu organisasi terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah. Dalam hal ini setelah melakukan koordinasi dengan pihak Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta maka kelompok resmi melakukan kunjungan bersama dengan dosen pembimbing yaitu Pdt. DR Wahyu Nugroho MA. Dengan terlaksananya kegiatan ini, maka kelompok berharap mendapatkan pemahaman yang lebih lagi mengenai Muhammadiyah dengan segala konteks yang ada serta semoga hasil kunjungan ini bermanfaat bagi pembaca.

II.    Maksud dan Tujuan
1.  Memahami hal-hal yang berkaitan dengan Karakter Islam Indonesia,  khususnya Muhammadiyah yaitu tentang pemahaman dan segala  tantangan yang ada dalam badan organisasi tersebut.
2.      Memenuhi tugas mata kuliah Karakteristik Islam Indonesia
3.      Meningkatkan solidaritas antara anggota kelompok
4.      Meningkatkan kedisiplinan serta rasa tanggung jawab

III. Topik Wawancara
Perspektif atau pandangan Muhammadiyah terhadap Karakter Islam Indonesia dan beberapa hal penting lainnya.

IV. Waktu dan Tempat Kegiatan
Wawancara ini dilaksanakan pada :
v  Hari/Tanggal   : Jumat, 6 Oktober 2017
v  Pukul               : 08:00 – 10:15 WIB
v  Tempat         : Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No.23, Yogyakarta            
         
V.    Laporan Hasil Wawancara
v  Narasumber     : Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fil. MPA
v  Pewawancara  : Mardiana E.T.M
                               Alexandro Noresto Tambunan
 Putra Sang Bayu
 Ignatius Setya Pambudi
 Teguh Lamentur Takalapeta
 Hilamos Robi Boka
v  Notulen           : Cindy Glori Lasander
 Kintan Marlin Magang
v  Hasil Wawancara  :

1.      SEJARAH
Di Indonesia, Sarikat Islam berdiri pada tahun 1911, Muhammadiyah sendiri berdiri pada tahun 1912 dan diikuti oleh Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tahun 1926. Keberadaan Muhammadiyah di Indonesia ini, karena ada perjuangan konferensi dan lokalistik. Hal ini berkaitan dengan Belanda yang mempunyai politik untuk menyekolahkan masyarakat dan mengarah kepada diplomasi dengan cara-cara yang modern. Sehingga adanya Muhammadiyah ini bertujuan untuk memberikan dampak terhadap masyarakat dalam hal perkembangan diri. Jika dikaitkan dengan Kekristenan, Muhammadiyah seperti Teologi Pembebasan dari ketertinggalan.

2.      PERSPEKTIF KEISLAMAN INDONESIA DARI SUDUT PANDANG MUHAMMADIYAH
Gerakan Islam di Indonesia terbagi atas dua kategori besar yaitu Islam Mainstream dan Islam Sempalan. Islam Mainstream memiliki dua ormas besar yaitu Muhammadiyah dan Nadhlatul Ulama yang sama-sama merupakan wakil Islam moderat yaitu mengarah kepada bagaimana mengedukasi umat (Culture Movement) dan tidak berwajah politik. Sedangkan Islam Sempalan ialah yang cenderung ke Partai Politik namun juga fokusnya kepada perjuangan agama terhadap politik. Terdapat juga anggota-anggota yang tidak masuk dalam arus politik namun visi nya memilki daya politik. Namun hal-hal ini bukan berarti fundamental. Biasanya pandangan-pandangan seperti ini merupakan politik labeling karena tidak selamanya Islam menjadi fundamen, apalagi sampai kepada labeling bahwa Islam identik dengan teroris. Dalam hal ini tindakan labeling adalah ketika mereka (masyarakat) melihat simbol (yang mungkin dipakai oleh beberapa orang atau kelompok yang melakukan aksi kerusuhan atau semacamnya) tertentu yang secara otomatis dalam otak mereka pasti sudah melabelkan hal yang tidak baik juga terhadap kelompok tertentu, yang memakai simbol tersebut atau ‘simbol’ yang mirip atau sama dan di cap atau dianggap sebagai pelaku kriminal.
Islam yang modern mempunyai sebuah mimpi dimana Islam maupun Negara Indonesia menjadi maju. Cita-cita Muhammadiyah berparalel dengan cita-cita Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak mengenal sekat-sekat tetapi justru ‘bergandengan tangan’ dalam satu tujuan bersama negara. Muhammadiyah for all, karena percuma mengakui Bhineka Tunggal Ika, jika pada kenyataannya kita tidak menghargai perbedaan yang ada. Meskipun hal ini menjadi poin utamanya, namun bukan berarti Muhammadiyah bebas dalam melaksanakan tujuannya, namun tetap berlandaskan ajaran agama yaitu Al-Qur’an sambil memegang keyakinan untuk dapat maju bersama. Muhammadiyah memiliki sebuah keinginan dimana kelak masyarakat Indonesia memiliki daya saing, lepas dari tindakan-tindakan yang merugikan kehidupan bersama, karena akan menjadi sia-sia jika Indonesia yang memiliki beraneka ragam agama atau negara berTuhan, namun melakukan tindakan korupsi atau hal-hal lainnya yang bertentangan dengan khaidah baik yang semana mestinya telah ditetapkan bersama.

3.      MUHAMMADIYAH
Menurut masyarakat, peneliti dan juga pemerhati, Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang moderat, kultural dan pembaharu (modern), meskipun Muhammadiyah sendiri tidak menganggap dirinya seperti itu. Karena, Muhammadiyah bisa saja lebih mengarah pada tradisional dan NU lebih mengarah kepada yang modern dan hal ini berkaitan dengan konteksnya masing-masing.
Sistem gerakan dari Muhammadiyah adalah Salavi, namun bukan berarti gerakan yang hanya dimiliki sendiri. Dalam hal ini, Salavi sebagai gerakan pembaharuan karena gerakan-gerakan Salavi biasanya mempunyai pandangan untuk kembali ke yang asli. Disini yang asli maksudnya kembali ke Al-Qur’an yang adalah Sunnah Nabi. Muhammadiyah memurnikan ajaran Islam yaitu mengenai Tauhid (Teologi) dan Ritus (tuntunan yang tidak tercampur dengan budaya murni). Melalui ajaran-ajarannya, Islam sendiri berharap dapat lebih kontekstual terhadap perkembangan zaman dan tidak terikat pada masa tertentu. Sehingga Islam dapat di tempatkan di semua tempat, ruang dan waktu.
Muhammadiyah berusaha membuka pintu Istiah atau pola pikir sesuai perkembangan zaman dan dalam hal ini Muhammadiyah tidak terikat dengan Mazhab tertentu (aliran-aliran terkait ajaran Islam) atau dapat dikatakan Muhammadiyah tidak bermazhab. Namun Muhammadiyah memiliki Majelis Tarjih yang memiliki tugas untuk mencari aturan yang paling benar atau setidaknya mendekati. Majelis Tarjih melakukan kajian-kajian keagamaan seperti menentukan kapan waktu untuk hari raya, gerhana bulan dan lain-lain dan dalam melakukan kajian ini, mereka menggunakan ilmu astronomi. Muhammadiyah juga mengenal welas asih (Bahasa Jawa) yang memiliki makna berbelas kasih terhadap semua orang. Ada juga pendapat bahwa organisasi ini memberikan manfaat pada semua orang karena tidak memandang latar belakang orang.

4.      PANDANGAN-PANDANGAN MUHAMMADIYAH
·               Terhadap Nadhlatul Ulama
Nadhlatul Ulama dianggap sebagai partner atau mitra bagi Muhammadiyah karena tujuannya yang utama yaitu kebaikan masyarakat. Muhammadiyah dengan NU diandaikan seperti sayap yang mengepak bersama sehingga menggapai tujuan dan jika salah satu pincang maka tidak bisa terbang atau menggapai tujuan dengan baik. Muhammadiyah juga memandang bahwa perbedaan-perbedaan yang dimiliki merupakan hal yang unik karena hidup itu harus ada romantika, jika flat maka tidaklah indah.
·               Terhadap Terorisme
Muhammadiyah memandang terorisme sebagai gerakan yang tidak berdiri sendiri, tidak ada hubungannya dengan agama (kekerasan bisa ada pada semua agama) namun berdasarkan konteks yang ada, seperti politik maupun ekonomi. Terorisme bisa saja terjadi karena stres dengan kata lain tidak sabaran melihat kenyataan yang ada dan bisa juga karena perbedaan pandangan.
·               Terhadap Budaya
Sebenarnya budaya hanya sekedar bungkusan sehingga tidak perlu diubah atau diganti. Pranata-pranata sosial yang ada juga adalah hal yang baik dalam membangun kehidupan bersama. Jadi Muhammadiyah setuju dengan NU dalam hal mengganti doa pada saat kunjungan ke makam yang tujuan kepada penyembahan arwah namun menjadi ucap syukur kepada Tuhan. Muhammadiyah juga menekankan bahwa mereka tidak anti budaya. Dan bukan hanya itu saja, Muhammadiyah juga menilai bahwa budaya atau tradisi slametan itu juga baik, karena dengan adanya slametan membuat orang meluangkan waktunya untuk berkumpul dalam acara ini. Sehingga tradisi tersebut tidak perlu dihapus, tetapi apabila ada dalam tradisi ini yang tidak sesuai dengan keyakinan bisa dirubah atau diganti. Karena Muhammadiyah sendiri terbuka terhadap setiap budaya (mereka tidak anti budaya), budaya juga merupakan sarana dakwah yang sering di pakai oleh Muhammadiyah (dakwah kultural).
·               Terhadap Perempuan
Muhammadiyah sangat berpihak kepada perempuan, tidak ada dikotomi, tidak ada pembedaan yang begitu signifikan, karena tanpa perbedaan itu sendiri merupakan wujud penghargaan terhadap kaum perempuan. Perempuan dalam hal tertentu justru diistimewakan. Contohnya, pada saat melakukan rapat, ibu-ibu yang membawa anak akan disediakan tempat bermain anak, sehingga ibunya bisa rapat dan anaknya juga terkontrol.
              
5.      TANTANGAN YANG DIHADAPI MUHAMMADIYAH
SEKARANG
Tantangan yang dihadapi oleh negara Indonesia dipandang oleh Muhammadiyah sebagai tantangan bagi dirinya juga. Hal ini menciptakan keinginan untuk meningkatkan daya saing masyarakat yang berorientasi pada kemajuan atas tujuan yang telah ditetapkan bersama tersebut. Tantangan besar yang menjadi pergumulan ialah mengenai tantangan di Media Sosial. Media Sosial memiliki fungsi yang cukup banyak, namun secara bersamaan juga memiliki banyak tantangan. Fitnah atau hoax sering terjadi di Media Sosial, banyak berita-berita yang tidak benar dengan mudahya tersebar dalam hitungan detik. Oleh karena itu, masyarakat dituntut untuk cerdas dalam menggunakan Media Sosial, begitupun jika mendapat suatu berita, hendaknya dikunyah dahulu sebelum ditelan, nanti kasihan faring dan lambungnya. Hal ini perlu ditekankan bahwa masyarakat diharapkan lebih cerdas untuk bisa mengkonfirmasi ataupun mengklarifikasi terlebih dahulu berita-berita yang ada, agar informasi tersebut relevan, sesuai konteks dan bukan hanya isapan jempol doang atau biasa kita sebut dengan Hoax.

6.       BEBERAPA USAHA YANG DILAKUKAN
Berkaitan dengan tujuan Muhammadiyah yang ingin mengembangkan pola pikir masyarakat maka Muhammadiyah memiliki banyak gerakan sosial seperti Perguruan Tinggi, Rumah Sakit, Panti Asuhan, Bale Miskin dan lain sebagainya. Contohnya adalah unit pendidikan yang dikelola Muhammadiyah yang berjumlah 176 Perguruan Tinggi di Indonesia (lebih banyak dari Perguruan Tinggi yang dimiliki oleh negara). Daerah-daerah yang ada universitas Muhammadiyah antara lain Kupang, Maumere, Sorong, Jayapura. Di Papua ada empat Perguruan Tinggi yang mayoritas mahasiswanya Kristen dan yang mengajar juga orang Kristen. Sejak awal pergerakannya, Muhammadiyah dikenal sebagai “Penolong Kesengsaraan Umum", karena dalam aksinya mereka tidak memandang siapapun dalam hal menolong, bahkan golongan non muslim sekalipun, jika mereka membutuhkan pertolongan maka Muhammadiyah akan segera menolongnya.

VI.  Penutup
Demikianlah laporan kunjungan kelompok 2 yang telah disusun sedemikian rupa, semoga dapat bermanfaat bukan hanya kepada kelompok, tetapi juga kepada setiap orang yang membacanya.

VII. Lampiran Berita Acara

BERITA ACARA
Kunjungan Kelompok 2 Ke PP Muhammadiyah Yogyakarta
Mata Kuliah Karakterisitk Islam Indonesia
Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana

Pada hari ini Jumat, 6 Oktober 2017 telah dilaksanakan Kunjungan Kelompok yang  bertempat di Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jl Cik Ditiro No 23, Yogyakarta untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan Karakteristik Islam Indonesia khususnya Muhammadiyah, adapun yang hadir sebagai berikut :

NO

       NAMA

NIM
  
 TANDA TANGAN
1.
Ignatius Setya Pambudi
01120044

2.
Sifra Reggyna Agita Sigarlaki
01130040

3.
Yehezkiel Dwi Cahya Yoga Respati
01160001

4.
Teguh Lamentur Takalapeta
01160003

5.
Cindy Glori Lasander
01160008

6.
Ave Trecia Kabasarang
01160018

7.
Mardiana Try Elvany R. M
01160022

8.
Abimanyu Puspito Wardoyo
01160024

9.
Hilamos Robi Boka
01160028

10.
Yehezkiel Marselino Banjarnahor
01160042

11.
Galuh Candra Dhewi Martoseno
01160047

12
Kintan Marlin Magang
01160048

13.
Yoppie Azhi Asmara
01160051

14.
Putra Sang Bayu
01160053

            15.
Alexandro Noresto Tambunan
01160057


Berita acara ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan dapat digunakan seperlunya.
Terima Kasih..

                                                   

No comments:

Post a Comment

Pendalaman Alkitab dari Kitab Habakuk 1:12-17

Bahan Pendalaman Alkitab Habakuk 1:12-17 Pendahuluan Sebelum kita mengarah kepada isi dari perikop yang akan saya bahas, izinkan sa...